Siang di taman sari. Puluhan gadis, janda, serta gundik istana dikumpulkan. Mereka semuanya adalah wanita pilihan. Dipilih yang berwajah cantik, bertubuh indah, dan berkulit bersih mulus. Mereka ditempatkan di sebuah taman yang dipenuhi bunga warna-warni. Di tengahnya, sebuah kolam renang dengan tangga berundak memutar.
Para wanita itu berdiri berjajar. Mereka semua berpakaian sama. Kain putih tipis yang dibentuk mirip baju panjang (longdress). Tanpa penutup payudara. Juga tanpa memakai celana dalam.
Drussila, Sang Adik, memaksa Caligula memilih salah satu diantara sekian banyak wanita cantik itu. Lalu Caligula menunjuk Caesonia. Ia memang wanita hebat di ranjang, tapi rasanya tak pantas untuk menjadi permaisuri raja. Sebab profesinya selama ini adalah gundik istana. Gundik yang memberi kepuasan seksual terhadap raja terdahulu.
Caligula ngotot memilih Caesonia. Ia menyebut wanita itu sangat layak mendampinginya memimpin kerajaan Romawi. Alasannya, selain hebat di ranjang, ia juga cantik dan sangat dewasa.
Di kamar pentahbisan Caligula menyiapkan prosesi penyambutan. Sebuah altar tergelar, dan di ujungnya, patung Dewi Ishes yang disilang pedang nampak berdiri garang. Secara spiritual patung itu dianggap sebagai kekuatan dan penjaga kedaulatan kerajaan Romawi. Dan di ruang sakral seperti itulah Caligula ingin melakukan ritual penyatuannya dengan Caesonia.
Caesonia mendekati Caligula. Wanita yang berpengalaman melayani laki-laki di ranjang itu amat tegar berhadapan dengan raja Romawi yang masih belia itu. Ia mendekatkan wajahnya ke Caligula. Ia pasrah untuk diapakan saja.
Saat itulah tubuh ramping wanita ini dibanting di meja altar. Caligula mendekatkan pedang dan mentorehkan ke leher wanita ini. Darah mengucur. Dengan mulutnya, laki-laki itu menghisap darah itu. Dan Caligula pun bersiap-siap untuk menindihnya. Setelah itu Caesonia dijadikan permaisuri sang raja.
Di Ambil Dari kiftiya.blogspot.com
Posting Komentar