Busway Berlawanan Arah Diterapkan Maret

Diposting oleh jaka JPI Kamis, 24 Februari 2011

Konsep sistem contra flow atau berlawanan arah ini bisa menjadi pilihan terbaik.

Bus Transjakarta


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Polda Metro Jaya masih terus melaksanakan kajian sistem contra flow untuk jalur bus Transjakarta. Diharapkan konsep laju bus Transjakarta berlawanan arah dengan kendaraan reguler ini bisa menjadi pilihan terbaik.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo berharap, kajian secara teoritis yang sudah dibuat Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya dapat dilaksanakan Maret 2011 mendatang. Tim terpadu yang sudah dibentuk juga bisa melihat langsung pelaksanaannya di lapangan.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, konsep contra flow masih diperlukan beberapa kajian mendalam agar pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah baru. "Ada tiga hal yang perlu diperhitungkan yakni prasarana, sarana, dan kebiasaan para pemakai jalan," ungkap Pristono. Dipaparkan Pristono, terkait prasarana, hal yang perlu diperhatikan adalah persimpangan lalu lintas, geometric persimpangan, serta U-turn atau putaran jalan. Sedangkan untuk sarana, posisi pengemudi Transjakarta yang berada di kanan akan menjadi berjauhan dengan halte. "Artinya, sopir Transjakarta harus mengubah kebiasaan menyetirnya. Pasti akan tidak terbiasa alias kagok," tuturnya.

Tak hanya itu, kebiasaan para pejalan kaki pun perlu jadi bahan pertimbangan. Selama ini, pejalan kaki ketika menyeberang hanya melihat satu arah yakni arah datangnya kendaraan. "Apabila sistem ini diterapkan, maka pejalan kaki akan menengok kanan dan kiri untuk memastikan keamanannya, makanya harus didalami lebih jauh konsep contra flow ini," katanya.

Penerapan sistem ini, menurut Pristono, tidak bisa dilakukan secara parsial. Jika tiga persyaratan bisa dilaksanakan secara komprehensif, maka contra flow bisa berjalan. Tapi bila tidak, kecelakaan akan semakin meningkat.

Sistem contra flow dinilai sebagai rencana dan strategi baru. Dengan konsep ini, para pengendara tidak akan berani lagi menerobos jalur TransJakarta. "Sebab, bus Transjakarta dan kendaraan pribadi akan berhadapan langsung atau head to head dengan bus," katanya.

Konsep ini telah dibahas sejak Transjakarta pertama kali dibangun DKI Jakarta pada 2004. Konsep ini kemudian tidak dijalankan karena DKI berasumsi warga Jakarta akan tetap menjaga kedisiplinan. Namun seiring berjalannya waktu, pelanggaran dengan menerobos jalur busway semakin banyak.

0 komentar

Posting Komentar